By : Noor Aini
Perguruan tinggi
Muhammadiyah merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang mengutamakan
kemampuan akademik/ atau profesional dengan kepribadian Islam yang sesuai
dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah bagi para peserta didiknya. Dalam hal ini tentu
saja perguruan tinggi Muhammadiyah menginginkan alumni yang mampu menerapkan
segala ilmu yang telah mereka kembangkan selama belajar di perguruan tinggi
tersebut demi mewujudkan kesejahteraan umat manusia menuju jalan yang diridhai
oleh Allah SWT. Dan hal yang cukup berpengaruh dalam kesejahteraan umat manusia
adalah mereka yang telah mendapat gelar sebagai seorang pendidik.
Sesuai dengan ajaran
Islam bahwa agama Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan
(guru/ulama), sehingga hanya mereka sajalah yang pantas mencapai taraf
ketinggian dan keutuhan hidup. Hal ini sesuai dengan firman Allah dan sabda
Nabi Muhammad saw.
“…Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat….” (Q.S. Al-Mujadilah 58: 11)
Nabi Muhammad saw bersabda
:
“Barang siapa saja ditanya tentang ilmu kemudian menyimpan ilmunya
(tidak mau mengajarkan), maka Allah akan mengekang dia dengan kekangan api
neraka pada hari kiamat.”
Untuk itu, tugas
pendidik alumni perguruan tinggi Muhammadiyah begitu berat. Mereka harus dapat
memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dan harus memiliki karakter
yang mampu mengarahkan mereka kepada tujuan yang mulia.
Salah satu karakter
utama yang dimiliki oleh setiap pendidik alumni perguruan tinggi Muhammadiyah,
yaitu mereka memiliki karakter yang islami yang sesuai dengan Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Karakter pendidik yang memiliki jiwa iman dan takwa kepada Allah
yang kuat akan mampu mendampingi mereka dalam menghadapi segala hambatan selama
menjalankan tugasnya. Dengan karakter yang islami, tentunya akan melahirkan sifat-sifat
yang harus dimiliki sebagai seorang pendidik agar dapat diterima oleh
masyarakat. Sifat tersebut diantaranya penyayang, adil, berlaku sabar dan
tenang, berwibawa, gembira, manusiawi, dan berjiwa sosial.
Dengan sifat yang
penyayang, maka seorang pendidik akan mampu menerima apapun kondisi peserta
didiknya dan mampu memberikan kasih sayang bagi mereka. Dengan sifat adil, maka
seorang pendidik harus memperlakukan semua peserta didiknya dengan cara yang
sama tanpa pilih kasih. Karena kadangkala ada seorang pendidik yang lebih
memperhatikan peserta didiknya yang cantik atau tampan dan lebih pandai dari
pada yang lain, tentunya sifat tersebut tidak diajarkan dalam agama Islam.
Seorang pendidik juga
harus sabar dalam menghadapi segala permasalahan yang muncul, baik dari peserta
didiknya maupun masalah di luar sekolah. Mereka harus tenang dalam memecahkan
masalah tersebut agar nantinya tidak salah ambil pilihan dan tidak menyesali
atas pilihan yang telah mereka ambil.
Kewibawaan seorang
pendidik sangat dibutuhkan terlebih saat berada di kelas. Karena sering kali
seorang pendidik menggunakan kekerasan sebagai teguran kepada peserta didiknya
agar mereka mau tertib. Hal ini tidak sesuai dengan karakter pendidik alumni perguruan
tinggi Muhammadiyah. Suasana kelas yang menyenangkan juga harus dapat dikelola
oleh seorang pendidik dengan memiliki sifat yang gembira. Mereka mengerti bahwa
peserta didik sebenarnya tidak bodoh, tetapi belum tahu. Maka, dengan gembira
mereka akan terus mencoba menerangkan pelajaran sampai peserta didiknya paham.
Sifat yang manusiawi
juga dibutuhkan oleh pendidik karena dengan sifat ini, maka mereka dapat
melihat perbuatan yang salah menurut ukuran yang sebenarnya, memberi hukuman
yang adil, dan suka memaafkan apabila anak insaf akan kesalahannya. Begitu pun
dengan jiwa sosial yang tinggi dibutuhkan agar mereka dapat diterima oleh
masyarakat.
Selain karakter dengan
nilai-nilai Islam, pendidik alumni perguruan tinggi Muhammadiyah memiliki karakter
utama lain yang khas, yaitu intelektualitas dan idelalisme. Maksudnya adalah pendidik
alumni perguruan tinggi Muhammadiyah tidak hanya memiliki tingkat kecerdasan
yang baik, tetapi juga memiliki sikap dan pandangan hidup yang didasarkan pada
nilai-nilai luhur dan cita-cita luhur. Keberadaan seorang pendidik yang idealis
menekankan pandangan dan sikap hidupnya pada apa yang seharusnya dilakukan menurut nilai-nilai yang ada dan
diyakini dalam dirinya. Dalam hal ini, obyek yang menjadi sasaran pendidik selalu
dinamis, berubah, dan berkembang, sehingga menuntut kearifan dirinya untuk
membaca tanda-tanda zaman yang sedang dihadapinya, kemudian berbuat sesuatu
yang nyata dalam rangka mempersiapkan dan melahirkan generasi-generasi
berikutnya yang juga mampu mewarisi kearifan pendahulunya.
Dari penjelasan di
atas, maka karakter utama yang dimiliki oleh pendidik alumni perguruan tinggi
Muhammadiyah, antara lain intelektualitas, idealisme, dan nilai-nilai
keislamanannya.
No comments:
Post a Comment