Pengarang : H.Djarnawi Hadikusuma
Penerbit : Suara Muhammadiyah
Tahun terbit : 2010
Cetakan :
Pertama
Jumlah
Halaman : 102
Ukuran buku
: 14 x 21 cm
Harga
Buku
: Rp 21.000,00
No. ISBN :
978-979-3708-82-9
Isi Buku :
Dalam Buku Matahari – matahari Muhammadiyah
ini berisi kiprah Tokoh – tokoh yang berperan penting dalam pendirian
Muhammadiyah.
Tokoh
yang pertama adalah K.H. AHMAD DAHLAN, beliau adalah orang yang sangat berperan
penting dalam berdirinya Muhammadiyah. Selama hidupnya beliau selalu mencari
dan mengumpulkan bekal untuk mati. Dan bekal untuk mati itu telah beliau
peroleh, yakni memperbanyak ibadah dan amal shalih, menyiarkan agama Allah
serta memimpin umat ke jalan yang benar. Kemunduran umat islam sangat
merisaukan hatinya dan dia merasa bertanggungjawab dan berkewajiban untuk
membangunkan, menggerakkan, dan memajukan mereka. Dia sadar bahwa kewajiban itu
tidak mungkin dilakukan seorang diri, melainkan harus oleh beberapa orang, oleh
banyak orang yang diatur dengan seksama. Untuk itu harus dibentuk organisasi,
atau perkumpulan, atau persyarikatan. Dia merasa tergugah oleh panggilan Allah
dalam ayat 104 Surat Ali Imran. Dia
pahami firman Allah itu sebagai perintah untuk mendirikan umat atau golongan
orang yang bekerjasama untuk dakwah amal
ma’ruf dan nahi munkar. Dengan pemahaman itu, dia dirikan sebuah organisasi
dan dia beri nama “MUHAMMADIYAH”. Angkatan muda yang menjadi muridnya membantu
dia dalam mendirikan dan memperkembangkan muhammadiyah antara lain Haji
Mochtar, Haji Syuja’, Haji Fachrodin, Ki Bagus Hadikusuma. Bagi K.H. Ahmad Dahlan
dan pengikutnya Muhammadiyah merupakan gerakan yang diyakini sebagai penghimpun
umat dan wadah perjuangan dan amal.
Pada tanggal 7 Rajab 1340 H
bertepatan dengan 23 Februari 1923, pendiri Muhamadiyah itu pulang ke
rahmatullah dengan tenang.
Tokoh yang kedua adalah K.H.
IBRAHIM, sebelum K.H. Ahmad Dahlan wafat dia berpesan agar pemimpin
Muhammadiyah nantinya dipimpin oleh Kyai Haji Ibrahim. Persidangan pada akhir
Maret 1923 yang mengukuhkan K.H.Ibrahim tersebut, telah berhasil pula menyusun
Pengurus Besar. Selama dalam pimpinan K.H. IBRAHIM, muhammadiyah mengadakan
Persidangan Tahunan sepuluh kali dan setiap kali dia masih terpilih sebagai
Ketua Pengurus Besar. Perkembangan Muhammadiyah periode K.H. IBRAHIM meluas
dengan cepat, cabang – cabang Muhammadiyah telah berdiri di seluruh tanah air.
Tokoh yang ketiga adalah
K.H.FACHRODIN, dia menjadi anggota Muhammadiyah pada tahun 1916 dengan nomor
baku 5 dan langsung menjabat sekretaris sampai tahun 1921. Sebagai wakil ketua
pengurus besar, perhatian K.H. Fachrodin tidak hanya ditujukan kepada masalah
pimpinan. Sebagai sekretaris, Fachrodin mengatur pekerjaannya dengan teliti dan
cermat. Sebagai Wakil Ketua dia pegang teguh ketentuan – ketentuan organisasi.
Dia hafal di luar kepala seluruh materi dalam Statuten ( Anggaran Dasar )
Muhammadiyah. Sifat Fachrodin yang suka berterus terang, tegas, dan mantap
dibawanya setiap turun ke daerah – daerah, maka tidak heran daerah Muhammadiyah
yang dikunjunginya memperoleh manfaat besar dan semakin maju. Pada tanggal 13
Maret 1921, Fachrodin menunaikan ibadah haji. Pada tahun 1920 dikemudikannya
majalah Suara Muhammadiyah dengan bahasa dan huruf jawa. Pada tahun 1925,
bagian Taman Pustaka menugaskan dia mendirikan sebuah percetakan, dia menjabat
sebagai direkturnya yang pertama. Pada tahun 1926 Fachrodin yang menjabat Wakil
Ketua mengambil alih pimpinan.
Tokoh yang keempat adalah K.H
Hisyam, dia menjabat sebagai ketua PB pada tahun 1934. Selama 3 tahun
Muhammadiyah berada di bawah pimpinannya telah mendapat kemajuan yang lebih
pesat terutama pada segi ketertiban organisasi dan administrasi, dan
pendidikan. Selama dia menjadi pemimpin dia membuka sekolah – sekolah
muhammadiyah,dan dia mendapatkan bintang tanda jasa dari pemeritah Hindia
Belanda. Pada tanggal 20 Mei 1945 K.H Hisyam wafat.
Tokoh yang kelima adalah K.H.MAS
MANSUR, K.H Mas Mansyur adalah orang yang selalu mengikuti pengajian K.H. Ahmad
Dahlan karena hal itu di Surabaya didirikan cabang Muhammadiyah yang di pimpin
oleh K.H Mas Mansyur. Dia menjabat menjadi ketua besar pada tahun 1937. Selain
menjabat sebagai ketua beliau juga diangkat sebagai Guru Madrasah Mu’alimin.
K.H Mas Mansyur wafat pada tahun 1946 dan dimakamkan disurabaya.
Kelebihan :
Buku yang
ditulis oleh H.Djarnawi isinya bagus di dalamnya dikisahkan tantang orang –
orang yang berperan penting dalam berdirinya Muhammadiyah, hal ini memberikan
pelajaran kepada kita bahwa Muhammadiyah itu didirikan dengan penuh perjuangan.
Dan tokoh –tokoh tersebut bisa menjadi inspirasi buat kita sebagai pelajar.
Kekurangan :
Tokoh –
tokoh yang diceritakan dalam buku ini, tidak dikisahkan secara detail.
Penyusunannya juga kurang sistematik.
Saran :
Muhammadiyah
didirikan dengan penuh perjuangan, untuk itu kita sebagai generasi muda harus
bisa melanjutkan perjuangan tersebut supaya Muhammadiyah semakin maju dan
berkembang.
( DIRESENSI OLEH : DESI MURWANI )
No comments:
Post a Comment